Menghindari Risiko Salah Mengelola Keuangan dan Bisnis

Dalam menjalankan suatu bisnis, pasti terdapat risiko yang tidak dapat dihindari. Beberapa diantaranya dilakukan secara terang-terangan, namun tak jarang pula yang dilakukan dengan cara cukup halus, bahkan licik. Berbicara tentang bisnis, cukup sederhana, namun penuh dengan risiko. Penting bagi para pemimpin untuk memiliki pemahaman yang baik tentang masalah dan risiko bisnis untuk memastikan kesuksesan dan kesehatan bisnis jangka panjang.

Penting juga bagi para pemimpin untuk menyadari bahwa risiko melekat dalam operasional sehari-hari pada setiap perusahaan. Kita semua pasti pernah mendengar pepatah bahwa tidak ada imbalan tanpa risiko — dan kenyataannya bahwa jika seseorang tidak mampu mengemas atau mengembangkan alat, produk, atau layanan baru, maka bisnis tidak mampu untuk berkembang, dan pertumbuhan, keuntungan, bahkan kesuksesan jangka panjang dapat berakhir. Berakhirnya pengambilan risiko oleh perusahaan juga memberi implikasi yang jauh lebih luas dalam segala aspek mulai dari ekonomi lokal hingga global.

Ketika para pebisnis berhenti mengambil risiko, hal tersebut sama dengan berhentinya pertumbuhan suatu ekonomi. Dengan demikian, bagaimana kita memastikan bahwa risiko keuangan yang diambil merupakan risiko yang sesuai? Bagaimana Anda menghindari salah urus masalah keuangan dan risiko sambil memastikan bahwa perusahaan Anda terus tumbuh?

Memahami Bentuk Masalah dan Risiko Bisnis Keuangan yang Paling Umum

Ada banyak jenis risiko bisnis di luar sana dan banyak cara untuk mengatasinya. Secara umum, dapat dibagi menjadi lima kategori utama risiko keuangan.

Lima jenis utama risiko keuangan yang dihadapi perusahaan adalah:

  1. Risiko Pasar (Market Risk)
  2. Risiko Strategi (Strategic Risk)
  3. Risiko Legal dan Kepatuhan (Compliance Risk)
  4. Risiko Operasional (Operational Risk)
  5. Risiko Reputasi (Reputanional Risk)

Sedikit catatan singkat mengenai risiko keuangan yang akan kita bahas, yaitu: Risiko keuangan dianggap terpisah dari risiko yang terkait dengan lokasi atau teknologi, meskipun setiap risiko yang tercantum di atas berdampak pada kesejahteraan finansial perusahaan.

Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar menggambarkan risiko yang melekat pada perubahan lingkup bisnis dan keputusan konsumen. Misalnya, konsumen semakin meningkatkan daya beli mereka secara online selama dua tahun terakhir, berkat COVID dan pandemi global. Banyak toko fisik harus segera beralih ke penjualan online agar tetap dapat mempertahankan bisnisnya.

Risiko pasar juga mencakup isu-isu seperti pengembangan inovasi. Setiap perusahaan terus-menerus mencoba berinovasi di sekitar produk, layanan, atau penawaran mereka untuk mendapatkan keunggulan kompetitif atas bisnis lain di sektor spesifik mereka. Jika perusahaan Anda berhenti berinovasi, pesaing kemungkinan akan memanfaatkan peluang tersebut dan berpotensi memenangkan beberapa klien dan pelanggan Anda. Agar aman dan sukses secara finansial, perusahaan Anda harus berinovasi secara kreatif terkait apa yang perusahaan perlu tawarkan, bagaimana cara menawarkannya, dan siapa yang menjadi target konsumennya. Perusahaan harus melewati keseimbangan yang kompleks saat mengelola inovasi dan risiko pasar. Dibutuhkan banyak wawasan, kesabaran, dan pemahaman yang mendalam terkait banyak faktor agar dapat dikelola dengan baik.

Risiko Strategis (Strategic Risk)

Ketika sebuah perusahaan tidak beroperasi sesuai dengan model bisnisnya, maka strateginya akan menjadi kurang efektif dari waktu ke waktu, dan mungkin berjuang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Risiko strategis muncul ketika bisnis tidak beroperasi sesuai dengan model atau rencana bisnisnya. Risiko strategis dan risiko pasar dapat terkait erat dan saling terkait.

Risiko strategis juga mencakup faktor-faktor seperti perang, perubahan iklim, musim pancaroba, gangguan rantai pasokan, dan bencana alam. Semua elemen ini dapat mempengaruhi pasar untuk berbagai produk. Misalnya, mobil bekas saat ini mahal karena kekurangan chip yang menghambat pasokan mobil baru. Permintaan terhadap kendaraan sebagian besar tetap sama, namun dikarenakan keterbatasan baik mobil baru dan bekas, pasar otomotif secara keseluruhan sedang booming, dengan mobil baru dan bekas dijual dengan harga lebih mahal dalam beberapa kasus. Sebagai pengingat, masalah atau risiko bisnis keuangan tidak selalu menghasilkan hasil yang negatif.

Risiko Kepatuhan (Compliance Risk)

Bentuk ketiga dari risiko bisnis yaitu risiko kepatuhan. Risiko kepatuhan biasanya muncul di industri dan sektor dengan regulasi tinggi, seperti alkohol, perbankan, dan perawatan kesehatan. Risiko kepatuhan muncul ketika sebuah brand gagal memahami suatu persyaratan individu dari lokasi operasionalnya. Perusahaan dapat melanggar undang-undang federal, nasional, negara bagian, bahkan kebijakan daerah tergantung pada jenis bisnis yang mereka jalankan. Ketika sebuah brand atau perusahaan tidak mematuhi hukum, konsekuensi keuangannya bisa terancam. Risiko kepatuhan seringkali dikelola paling baik oleh Compliance Officer dengan banyak pengalaman di bidang ini sehingga mereka dapat membantu suatu perusahaan menavigasi dunia hukum dan peraturan yang terus berubah dalam dunia bisnis.

Resiko Operasional (Operational Risk)

Jenis risiko usaha yang keempat yaitu risiko operasional. Pada umumnya risiko ini muncul dari dalam perusahaan, ketika kinerja operasi sehari-hari perusahaan tidak optimal. Kegagalan itu bisa disebabkan oleh risiko kredit yang terlalu besar, atau multifaset, atau bahkan risiko likuiditas. Risiko operasional juga mencakup segala sesuatu mulai dari tuntutan hukum hingga masalah personel, risiko model bisnis, dan risiko penipuan. Jenis risiko ini bervariasi berdasarkan jenis bisnis yang dikelola. Beberapa model bisnis lebih berisiko daripada yang lain.

Salah satu risiko operasional utama yang benar-benar merupakan risiko keuangan adalah risiko kredit. Risiko kredit dapat merujuk pada risiko yang diambil perusahaan ketika mereka menawarkan kredit kepada pelanggan mereka. Ini juga dapat merujuk pada risiko yang diambil perusahaan ketika mereka mengambil kredit dari pemasok. Menilik dari kedua sisi persamaannya, perusahaan mengambil risiko dasar. Apakah perusahaan gagal membayar pinjaman (yang berdampak negatif pada peringkat kredit perusahaan dan kemampuan untuk meminjam lebih banyak di masa depan) atau klien default pada kredit yang telah diperpanjang oleh perusahaan (yang berarti perusahaan dibiarkan memegang ancaman resiko), keduanya merupakan situasi negatif yang mempengaruhi perusahaan dan dapat menempatkannya pada kerugian yang signifikan baik secara finansial maupun kompetitif.

Risiko Reputasi (Reputational Risk)

Sebagian besar dari kita secara inheren memahami risiko reputasi. Setiap kali reputasi perusahaan dikompromikan, baik oleh suatu peristiwa yang dihasilkan dari risiko bisnis sebelumnya atau oleh kejadian lain, perusahaan menanggung risiko kehilangan pelanggan dan secara signifikan mengurangi loyalitas pelanggan.

Risiko reputasi bisa datang dalam bentuk berbagai macam. Risiko-risiko ini dapat diakibatkan oleh sejumlah kesalahan pengambilan keputusan. Beberapa contoh termasuk membuat pilihan pemasok yang buruk (pemasok yang mencemari lingkungan) atau membuat produk yang salah (misalnya, baterai ponsel yang meledak). Dalam kedua kasus tersebut, reputasi perusahaan terdampak, yang berarti lebih sedikit orang yang akan membeli barang atau jasa perusahaan. Jika reputasi buruk tersebut terus berlanjut, dampak terburuk yang akan diterima oleh perusahan yaitu bisnis terpaksa harus ditutup dan mengalami kebangkrutan.

Cara Menghindari Salah Mengelola Masalah dan Risiko Bisnis Keuangan

Pengetahuan yang luas merupakan cara terbaik untuk mengurangi kesalahan dalam mengelola masalah dan risiko bisnis keuangan. Meskipun tidak ada yang bisa mengetahui segalanya, mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang bisnis yang dikelola dan potensi jebakan apa yang mungkin menghalangi bisnis dengan salah satu cara yang dibahas di atas akan bermanfaat. Mendapatkan gambaran tentang jenis bisnis dan risiko keuangan yang mungkin Anda hadapi saat menjalankan perusahaan adalah langkah pertama yang penting untuk mengelola risiko Anda.

Jadi mari kita bicara tentang cara terbaik untuk mengelola jenis risiko ini. Karena setiap bisnis dan sektor dapat sangat bervariasi, sangat penting untuk memahami seluk beluk bisnis secara spesifik. Mengetahui apa yang sedang dikerjakan membuat perbedaan besar dalam mengelola risiko. Dan masih ada beberapa tips dan alat penting lainnya yang harus diterapkan untuk menghindari salah mengelola masalah dan risiko bisnis keuangan.

Prioritaskan Risiko yang Tepat untuk Perusahaan Anda.

Setiap perusahaan berbeda, setiap orang menghadapi tingkat risiko yang berbeda, dan setiap perusahaan memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda. Risiko dan toleransi risiko tersebut berbeda berdasarkan apa yang sebenarnya dilakukan perusahaan, di mana perusahaan beroperasi, dan bagaimana upaya yang ditempuh dalam menjalankan bisnis. Sangat penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang seberapa toleran terhadap risiko perusahaan dan mengetahui di mana titik paling rentan terhadap berbagai risiko.

Saat mengelola risiko di perusahaan mana pun, kuncinya adalah mengenali dan memprioritaskan masalah signifikan yang berpotensi muncul dan memengaruhi bisnis yang dikelola, khususnya laba perusahaan, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi metrik keuangan tertentu yang mungkin dimiliki oleh perusahaan.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko ini:

  1. Seberapa besar kemungkinan risiko khusus ini akan berdampak pada perusahaan?
  2. Seberapa terbukakah perusahaan terhadap risiko ini?
  3. Langkah apa yang dapat diambil untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko terbesar?

Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan semacam ini, maka dapat membantu perusahaan mengidentifikasi dan memprioritaskan eksposur risiko yang akan dihadapi, akan lebih cocok untuk mengelola risiko keuangan dan membuat keputusan yang lebih baik sehingga dapat memastikan umur panjang perusahaan di masa depan.

Kurangi Risiko Tertinggi Dengan Manajemen Yang Cerdas.

Setelah mengidentifikasi masalah yang menimbulkan bahaya terbesar bagi perusahaan, maka selanjutnya perlu mencari cara untuk mengurangi risiko tersebut, sebuah strategi yang sesuai untuk bisnis yang dikelola.

Alat yang digunakan untuk mengurangi risiko akan terlihat berbeda berdasarkan perusahaan dan situasi perusahaan. Mungkin mengurangi risiko bagi perusahaan berarti membeli asuransi yang tepat sehingga tidak terlalu terekspos pada potensi masalah. Ini mungkin berarti memiliki protokol yang lebih ketat untuk memastikan bahwa perusahaan tidak melakukan investasi yang buruk atau mengejar produk yang tidak masuk akal bagi pelanggan atau klien. Ini juga dapat berarti bahwa perusahaan memilih untuk mengembalikan eksposur apa pun yang mungkin dimiliki kepada klien, pelanggan, peristiwa, atau situasi lain yang menjadi lebih berisiko daripada yang diharapkan.

Evaluasi risiko adalah proses yang konstan. Dengan informasi baru yang masuk setiap hari (rantai pasokan, perubahan politik, potensi perang, dll.), sangatlah penting bagi para pemimpin untuk terus-menerus menilai risiko yang dihadapi perusahaan mereka. Risiko keuangan dapat (dan memang) berubah dan berkembang seiring waktu. Saat ekonomi berubah, saat pandemi mereda, potensi perang membayangi, dan perubahan politik dunia, penting untuk terus mengevaluasi risiko yang telah diambil dan memastikan masih dalam batas yang nyaman untuk saat ini. Hal tersebut merupakan upaya penyeimbangan yang cukup rumit, dan dapat memakan banyak waktu dan sumber daya, tetapi investasi ini bermanfaat untuk memastikan keamanan bisnis dalam jangka panjang.

Kelola Pertumbuhan.

Ada kemungkinan untuk memperpanjang bisnis yang dikelola. Berlebihan atau tumbuh terlalu cepat dapat sangat memengaruhi eksposur risiko dan menempatkan perusahaan pada posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan pasar, kompetitor, dan tujuan bisnis. Memperluas terlalu cepat dapat menghabiskan sumber daya yang berharga, memperpanjang kredit, dan menempatkan perusahaan dalam risiko.

Kunci dalam mengelola pertumbuhan adalah menyeimbangkan risiko ekspansi dengan imbalan mendapatkan pelanggan baru, menciptakan produk baru, atau menawarkan fitur baru.

Sekali lagi, cara yang ditempuh dapat berbeda pada setiap perusahaan. Sebagian besar blueprint menentukan cara terbaik dalam mengelola pertumbuhan bergantung pada sektor apa yang diikuti, apa yang dilakukan atau dikembangkan pesain, apa yang diinginkan konsume, dan ke mana pasar untuk barang, produk, atau layanan yang mungkin dituju. Perlu ada pertimbangan pada beberapa faktor ketika mencari cara untuk mengelola pertumbuhan, tetapi tempat yang baik untuk memulai adalah dengan mempertimbangkan seberapa besar perusahaan bergantung pada inovasi teknologi atau gagasan umum untuk pertumbuhan. Jika perusahaan berada di ujung tombak inovasi, sangat bergantung pada peningkatan teknologi inovatif berikutnya dapat menjadi semakin menantang. Mengelola pertumbuhan dengan cara yang cerdas adalah kuncinya.

Bangun dan Pertahankan Tim yang Tepat.

Bagian dari upaya dalam menghindari masalah dan risiko bisnis keuangan adalah memiliki tim yang tepat untuk membantu Anda mengelola risiko tersebut. Tidak ada satu orang pun yang dapat melihat semua masalah atau eksposur yang berpotensi menggagalkan bisnis perusahaan. Memiliki beragam kelompok rekanan yang andal, tepercaya, dan bahkan pakar dari luar dapat membantu dalam mengelola eksposur risiko dengan benar dan menjaga perusahaan tetap pada jalurnya.

Kelebihan dari memiliki kelompok orang yang beragam yaitu dapat memberi informasi tentang risiko tanpa dilebih-lebihkan, itulah sebabnya sangat penting untuk memastikan bahwa selain membangun tim yang tepat, perusahaan perlu memberi penawaran terbaik demi mempertahankan mereka. Perbedaan pendapat juga merupakan isu yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Orang-orang melihat hal-hal dari berbagai perspektif yang berbeda dan membawa berbagai suara dan pengalaman kedalam suatu lingkungan kerja. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi perusahaan ketika mencoba berinovasi dan berupaya selangkah lebih depan dibanding kompetitor. Dapat pula memberi manfaat ketika hendak mengambil risiko baru, memperluas jangkauan, atau menawarkan produk baru. Mendapatkan dan mempertahankan tim yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan tidak terpapar risiko secara berlebihan.

Inti dari Cara Menghindari Risiko Salah Mengelola Keuangan dan Bisnis

Kesimpulannya, mengelola risiko dimulai dengan mengetahui dan memahami batasan diri sendiri dan batasan bisnis, karyawan, dan perusahaan. Penting untuk menjaga batas toleransi yang realistis terhadap lima jenis risiko utama yang mungkin dihadapi perusahaan dan mengetahui tuas mana yang harus ditarik untuk menjaga keamanan perusahaan.

Setiap bisnis memiliki eksposur risiko keuangan yang berbeda. Tergantung pada jenis bisnis apa yang dijalankan, mungkin setiap perusahaan memiliki cara lain untuk melindungi diri sendiri yang belum dibahas di sini. Cara terbaik untuk mencegah salah pengelolaan masalah dan risiko bisnis keuangan adalah dengan memprioritaskan eksposur perusahaan, mengurangi eksposur teratas tersebut sebaik mungkin melalui asuransi atau alat keuangan lainnya, cerdas dalam mengelola pertumbuhan dan inovasi perusahaan, serta membangun dan memelihara tim yang tepat untuk mendukung bisnis agar tepat sasaran. Jika mengikuti tips ini, kemungkinan perusahaan untuk membangun bisnis yang sukses yang akan bertahan lama di masa depan dapat dicapai.

 

Menghindari Risiko Salah Mengelola Keuangan dan Bisnis

Menghindari Risiko Salah Mengelola Keuangan dan Bisnis